BANDAR SERI BEGAWAN, 9 Des (Buletin Borneo/ANN): “Pertemuan online menunjukkan pentingnya pengetahuan, penguasaan teknologi dan infokomunikasi.”
Demikian disampaikan Menteri Agama Pehin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Ustaz Awang Badaruddin dalam pertemuan virtual.
Wabah Covid-19 membuat pertemuan virtual sangat diperlukan dalam membantu mencegah dan mengendalikan penyebaran virus corona.
“Hal ini semakin memperkuat keyakinan kami akan pentingnya pengetahuan dan penguasaan berbagai keterampilan. Dari pengalaman kami di Brunei Darussalam, kami menyambut dan menerima metode yang dibenarkan oleh hukum Islam ini.”
Ia menambahkan sebagai orang yang beriman kepada Allah SWT, mencegah dan mengendalikan penyebaran infeksi adalah praktik spiritual yang tepat.
“Sambil memohon perlindungan dari Yang Maha Kuasa, kami juga berdoa agar upaya medis berhasil dan semua aman dan sejahtera.
“Begitulah cara kita menghadapi Covid-19 dengan tenang, tanpa panik dan dengan ketekunan dan kesabaran. Kita diajari untuk percaya bahwa wabah itu tidak datang begitu saja.
“Ada hikmah yang dibawa oleh Allah SWT untuk direnungkan dan ada pelajaran berharga yang bisa dipetik. Jika virus menguji tingkat kekebalan atau ketahanan tubuh, maka bencana epidemi atau pandemi tentu lebih dari itu.”
Menteri menambahkan bahwa “sekaligus menguji iman, kekuatan mental dan fisik serta spiritualitas kita, maka itu adalah ujian untuk menentukan kualitas kemanusiaan kita sebagai makhluk Allah SWT di bumi”.
“Pada pertemuan tahun ini, Renstra MABIMS 2021-2025 menjadi penting karena menandakan kesiapan kita untuk mengimplementasikan rencana atau program yang sesuai dengan tujuan MABIMS.
“Masih ada program-program dalam renstra sebelumnya yang dinilai berhasil dan masih perlu dilaksanakan.
“Dengan renstra baru tahun ini, kita harus terus melaksanakan program-program yang belum dilaksanakan sebelumnya.
“Saya percaya kita semua sepakat tentang pentingnya hal itu. Sudah jelas visi dan misi MABIMS untuk menjadi simbol keunggulan Islam di nusantara. Hal itu dapat dicapai dengan membina kerjasama antar anggota MABIMS dalam segala aspek, terutama dalam penguatan akidah, pengembangan syaksiah dan kesejahteraan umat Islam.”
Menkeu juga mencatat rencana strategis lima tahunan ini ditujukan pada empat fokus – aqidah masyarakat yang mapan melalui pendidikan dan apresiasi agama; memberdayakan pemuda Muslim dengan memperkuat potensi mereka; masyarakat Muslim yang layak sebagai hasil dari kesejahteraan sosial; dan umat Islam sebagai pilar kerukunan daerah.
Dikatakannya, untuk mencapai empat fokus strategis tersebut, masing-masing akan ditanggung oleh koordinator masing-masing negara anggota – pendidikan dan apresiasi agama oleh Indonesia; kesejahteraan sosial oleh Malaysia; potensi pemuda Brunei; dan kerukunan regional oleh Singapura.
Menkeu mengatakan proses implementasi tentu lebih menantang daripada perencanaan dan MABIMS generasi berikutnya dapat melanjutkan pekerjaan yang belum selesai.
“Saya yakin mereka tidak akan lalai dan mereka akan bertekad untuk mewujudkan idealisme para pendahulu mereka. Mereka tidak akan lupa bahwa rencana strategis ini telah disahkan dan digarap untuk lima tahun ke depan,” pungkasnya. – Buletin Borneo/ANN