ITS Dukung Inovasi Maritim Indonesia melalui SMC 2023

Foto bersama ketiga juara Sampan Maritim Competition (SMC) 2023 kategori mahasiswa

Kampus ITS, ITS News — Maraknya permasalahan maritim di Indonesia, maka dibutuhkan pula inovasi terkait untuk bisa mengatasinya. Berangkat dari situ, Departemen Teknik Perkapalan (DTP) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengadakan Sampan Maritim Competition (SMC) sebagai wadah untuk mengembangkan inovasi maritim di Indonesia.

Ketua pelaksana SMC 2023, I Dewa Gde Sriwisnu Aji Kesawa mengungkapkan, kegiatan ini merupakan kompetisi Karya Tulis Ilmiah (KTI) pertama yang diselenggarakan oleh departemennya. Hal itu bertujuan agar dapat membangkitkan semangat mahasiswa DTP untuk berkontribusi lebih dalam menggagas dan mengembangkan inovasi terkait permasalahan maritim yang ada di Indonesia.

Sebagai salah satu rangkaian acara dari Semarak Mahasiswa Perkapalan (SAMPAN), SMC mengusung tema Application of Technology to Create Sustainable Maritime Innovation. Pria yang akrab disapa Wisnu itu menjelaskan, tema tersebut diusung sejalan dengan masih banyaknya persoalan maritim yang belum ditemukan solusinya. “Maka, tema ini diangkat untuk meningkatkan peranan teknologi di bidang maritim,” tambahnya.

Desain Fishboy karya tim Nirtasena yang digagas untuk membantu nelayan dalam menentukan lokasi laut yang berpotensi adanya ikan

Dari tema tersebut, SMC pun melahirkan inovasi bertajuk Fish Finder Terapung Berbasis Energi Surya untuk Mengakselerasikan Pertumbuhan Sektor Perikanan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Inovasi ini untuk membantu nelayan di DIY yang masih terkendala dalam menemukan lokasi ikan di laut. “Dengan Fishboy, nelayan pun dapat menemukan lokasi laut yang berpotensi ikan,” jelas salah satu peserta kompetisi.

Lebih lanjut, alat yang disebut dengan Fishboy ini didesain dengan empat buah solar panel. Komponen tersebut berfungsi untuk menangkap energi surya yang digunakan sebagai sumber energi bagi sensor yang ada pada Fishboy. Dengan memanfaatkan solar panel itu, nelayan dapat menghemat biaya operasional kapal hingga 16,7 persen. 

Kebersamaan para finalis Sampan Maritim Competition (2023) saat mengunjungi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) ITS

Lebih dalam lagi, sensor yang digunakan oleh mahasiswa ITS ini bernama AAQ1183. Komponen tersebut dimanfaatkan untuk mendeteksi kedalaman, temperatur, salinitas, dan oksigen yang ada di laut. Data itu kemudian direkam dan diolah untuk menunjukkan lokasi laut yang berpotensi adanya ikan. “Berdasarkan perhitungan biaya pun penggunaan Fishboy dapat meningkatkan pendapatan sebesar 32 persen,” jelasnya. 

Dengan itu, Fishboy pun memiliki dampak positif bagi perekonomian nelayan dan warga setempat. Ia berharap inovasi ini dapat dikembangkan diimplementasikan untuk nelayan di masa depan. “Hal itu disebabkan karena setiap Rp 1 yang diinvestasikan akan memberikan bunga sebesar Rp 0,89 bagi nelayan,” pungkas salah satu anggota tim Nirtasena itu.  (*)

 

Reporter: Nabila Hisanah Yusri
Redaktur: Rayinda Santriana U S