Pengumuman tersebut dikeluarkan saat perusahaan, anak perusahaan Freeport-McMoRan yang berbasis di AS, memulai negosiasi dengan Pemerintah Indonesia. Kredit: MICHAEL A JACKSON FILM melalui Shutterstock.
Menteri Investasi Indonesia Bahlil Lahadalia mengatakan pada hari Rabu bahwa perusahaan pertambangan tembaga Freeport Indonesia harus setuju untuk menjual 10% saham tambahan kepada pemerintah, Reuters melaporkan.
Pengumuman itu muncul saat perusahaan yang merupakan anak perusahaan Freeport-McMoRan yang berbasis di AS itu memulai negosiasi dengan pemerintah Indonesia untuk memperpanjang izin beroperasi di negara tersebut.
Lahadalia mengatakan pemerintah akan mencari harga semurah mungkin untuk meningkatkan kepemilikannya di unit Freeport Indonesia dari 51% menjadi 61%. Freeport Indonesia menguasai salah satu tambang tembaga terbesar di dunia.
“Kami meminta divestasi 10% Freeport melalui perusahaan negara dengan harga semurah mungkin. Saya tidak meminta untuk melihat valuasinya,” ujarnya dalam wawancara via Reuters, menambahkan bahwa Freeport harus menyetujui persyaratan ini untuk dapat memperpanjang izin pertambangannya, yang saat ini akan berakhir pada tahun 2041.
“Jika kita tidak memikirkannya sekarang, pada tahun 2041 akan ada pekerjaan yang hilang dan ekonomi Papua akan terpengaruh,” kata Lahadalia. Tambang Grasberg andalan Freeport terletak di provinsi Papua di Indonesia. Dia menambahkan bahwa Freeport juga perlu membangun smelter di Papua selain proyek pembangunan senilai $3 miliar di Jawa Timur.
Memasuki kemitraan dengan bisnis Papua dan memenuhi standar lingkungan untuk proyek baru juga akan dimasukkan dalam negosiasi perpanjangan izin, kata Lahadalia.
Pemerintah Indonesia menginvestasikan $3,85 miliar ke Freeport pada tahun 2018 melalui sebuah perusahaan negara. Hal ini terbukti bermanfaat bagi negara, dan pemerintah berharap dapat mencapai titik impas pada investasinya tahun depan, tambah Lahadalia.
Detail negosiasi masih didiskusikan. Namun, pemerintah mengatakan penting bagi kedua belah pihak untuk menyelesaikan persyaratan perpanjangan izin Freeport sedini mungkin untuk menghindari penurunan produksi di masa depan. Pada kuartal pertama tahun ini, laba Freeport anjlok 57% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, sebagian besar karena penurunan produksi di tengah ketatnya pasar tenaga kerja, kata juru bicara perusahaan saat itu.
Tahun lalu, perseroan melaporkan produksi 3 juta ton konsentrat tembaga. Perusahaan pertambangan baru-baru ini beralih ke pertambangan bawah tanah di Grasberg.